July 28, 2016

Setelah Aku Pergi (Ways to Live Forever)



"Kalau kalian selalu sedih saat memikirkan aku, bagaimana kalian bisa mengingat aku?"



Waktu pertama kali lihat cover bukunya di Gramedia, aku sudah tertarik banget sama buku ini, apa lagi pas baca blurb di belakang bukunya. Setelah Aku Pergi bercerita tentang bulan-bulan terakhir dalam kehidupan Sam McQueen, bocah berusia 11 tahun yang divonis mengidap leukimia sejak ia berusia 6 tahun. Sam kini dirawat di rumah dan mengkonsumsi obat-obatan. Semua itu bukan untuk menyembuhkannya, tapi untuk mencoba menambah masa hidupnya. Sam yang mengetahui bahwa umurnya tidak panjang pun memutuskan untuk menulis kisahnya atas dukungan dan saran dari tutornya. Dalam diri Sam, kalian akan menemukan sosok anak lelaki yang kuat dan menyenangkan. Sam tidak pernah mengasihani dirinya hanya karena penyakitnya, ia sangat keras kepala dan selalu mencoba untuk menjalani hidupnya dengan penuh makna.


Melalui suara Sam, Nicholls menarik potret keluarga Sam yang menghadapi penyakitnya, dan bagaimana penyakit tersebut mempengaruhi hubungan keluarganya baik dengan dirinya dan dengan satu sama lain. Nicholls juga menggambarkan dengan baik hubungan pertemanan antara Sam dan teman-temannya, walau dengan segala keterbatasan mereka. Sam tetap bertingkah seperti anak-anak pada umurnya,bertualang (dengan cara mereka sendiri) dan memenuhi rasa keingintahuan mereka.

Nicholls menulis seakan-akan buku ini merupakan scrapbook pribadi yang Sam tulis. Membaca buku ini rasanya bagaikan menonton sebuah film. Buku ini berisikan gambar-gambar, tiket, foto, dan yang paling utama daftar-daftar yang dibuat oleh Sam. Daftar-daftar tersebut berisikan fakta-fakta dan hal-hal yang ingin ia lakukan dan ia capai sebelum ia mati. Tidak hanya itu, daftar tersebut juga berisikan pertanyaan-pertanyaan Sam yang polos dan tidak akan pernah terjawab, seperti “Bagaimana kita tahu bahwa kita sudah mati?”, “Mengapa Tuhan membuat anak-anak kecil jatuh sakit?”, “Apa sebenarnya kematian?”, dan “Kemana orang-orang pergi sesudah mati?”. Pertanyaan-pertanyaan tersebut seaolah-olah ditinggalkan untuk pembaca, ditinggalkan agar kita berpikir dan menemukan jawabannya dalam diri kita sendiri.


Buku ini punya premise yang cukup sederhana, dan bisa dibilang bukanlah topik yang baru. Tapi yang membuat buku ini terasa segar adalah cara Nicholls menuliskannya. Aku kasih acungan jempol untuk cara Sally Nicholls menulis sudut pandang anak berumur 11 tahun. Penulisannya dilakukan dengan sangat baik sehingga aku sendiri sering lupa bahwa Sam bukanlah sosok nyata yang telah menulis buku ini. Meskipun buku ini tidak tebal dan dapat dibaca sampai selesai dalam waktu kurang dari satu hari, aku menikmati setiap momen yang ada dalam buku ini dan hanyut di dalamnya. Saat membaca buku ini aku merasa menjadi salah satu kerabat Sam yang mengenalnya dengan baik. Buku ini sangat aku rekomendasikan, ini adalah buku yang menyenangkan.

  • Judul : Setelah Aku Pergi (Ways to Live Forever)
  • Pengarang : Sally Nicholls
  • Penerjemah : Tanti Lesmana
  • Bahasa  : Bahasa Indonesia (diterjemahkan dari Bahasa Inggris)
  • Jumlah Halaman : 214 halaman (soft cover)

No comments:

Post a Comment